Pabrik Katalis Pertama Dibangun di Karawang, Wabup: Ada Lapangan Kerja Baru bagi Masyarakat

Pabrik Katalis Pertama Dibangun di Karawang, Wabup: Ada Lapangan Kerja Baru bagi Masyarakat

KARAWANG - PT Katalis Sinergi Indonesia (KSI) mulai dibangun di Kawasan Industri Kujang Cikampek dengan luas lahan 2 hektare. Pabrik yang memproduksi katalis buatan anak bangsa siap beroperasi tahun depan dan diperkirakan dapat selesai pembangunannya pada April 2023. “Pembangunan pabrik katalis ini adalah wujud sinergi antara para peneliti dan perusahaan negara. Kami harap produksi katalis nantinya mampu masuk ke pasar dunia dan berkompetisi di dunia internasional,â€ ujar Menteri ESDM, Arifin Tasrif dalam kegiatan peletakan batu pertama (groundbreaking) PT Katalis Sinergi Indonesia, Rabu (16/3). Arifin menuturkan, pembangunan PT KSI sejalan dengan misi pemerintah Indonesia dalam upaya mengurangi penggunaan bahan bakar berbasis fosil dan pengurangan gas rumah kaca. “Karena sumber daya fosil suatu saat akan habis, kita harus siap memasuki era industri bersih dengan energi terbarukan,â€ ucapnya. PT KSI akan memproduksi 6 jenis katalis, karena seratus persen diproduksi dan menggunakan teknologi dari Indonesia, katalis buatan PT KSI akan tersebut Katalis Merah Putih. Katalis merupakan zat yang diperlukan untuk hampir seluruh industri proses, termasuk petrokimia, pengilangan minyak dan gas, oleokimia hingga BBM. Direktur Utama PT Katalis Sinergi Indonesia, Achmad Setiawan menuturkan, PT KSI akan fokus membangun katalis untuk membuat greenfuel atau bahan bakar ramah lingkungan. Rencananya, Katalis merah putih buatan PT KSI akan dibeli oleh kilang pertamina untuk membuat bensin sawit (bensa). "Kemandirian Indonesia dalam membuat enam jenis katalis ini bisa mengurangi penggunaan bahan bakar fosil hingga meningkatkan nilai tambah di banyak proses industri," ujar Achmad. Achmad menyebutkan, PT KSI diproyeksikan bisa memproduksi katalis sebanyak 800 ton per tahun. Produksi itu, diharapkan bisa memenuhi kebutuhan katalis dalam negeri. Alhasil, ketergantungan impor katalis selama ini bisa terkikis. Sehingga, Indonesia tidak perlu mengimpor hampir seluruh kebutuhan katalis. “Selama ini, kebutuhan katalis nasional dipenuhi oleh impor. Dengan berdirinya pabrik ini, kita upayakan kemandirian agar tidak tergantung kepada bangsa asing. Kita buktikan jika Indonesia mampu membuat katalis sendiri,â€ katanya. “Pembangunan pabrik katalis ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mandiri dalam teknologi proses dan ketahanan industri,â€ tambahnya. Sementara itu, Direktur Utama Pupuk Kujang, Maryadi menuturkan, pembangunan KSI merupakan wujud nyata sinergi antara perusahaan BUMN dengan lembaga pendidikan dan para ilmuwan. PT Pupuk Kujang, lanjut dia, telah bergabung dengan PT Pertamina Lubricant, dan PT Rekacipta Inovasi (ITB) dalam satu konsorium untuk melahirkan PT KSI. Adapun porsi kepemilikan saham dalam konsorium adalah PT Pertamina Lubricants (38 persen), PT Pupuk Kujang (37 persen) dan PT Rekacipta Inovasi ITB (25 persen). “Keterlibatan dalam konsorium ini merupakan bentuk komitmen kami untuk selalu bersinergi dan mendukung penemuan-ilmuwan untuk kemajuan bangsa,â€ tegas Maryadi. Di tempat yang sama, Wakil Bupati Karawang, Aep Saepuloh mengatakan, dengan adanya perusahaan energi terbarukan di Karawang, dapat memberikan kebermanfaatan dengan adanya lapangan kerja baru. Dan Aep bangga Karawang memiliki perusahaan energi terbarukan. "Ini akan memberikan simbiosis mutualisme, lapangan pekerjaan tentunya akan terbuka bagi warga kabupaten Karawang. Pembangunan perusahaan katalis ini baru satu-satunya, tentunya menjadi suatu kebanggaan bagi kami pemerintah daerah, karena energi terbarukan ada di karawang," ujar Aep. Sekedar informasi, sejak tahun 2019, tim riset ITB telah menguji bensa yang terbuat dari kelapa sawit sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Bensa bisa maksimal dibuat setelah serangkaian proses kimia. Penggunaan katalis dalam proses kimia tersebut bisa dapat mempercepat dan memaksimalkan kualitas bensa. (cr2/ayi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: